facebook like

Kamis, 01 Oktober 2015

Dibalik Tragedi G30S/PKI


Pada perkembangannya Uni Sovyet melalui KGB bekerja sama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai pelaksana dan pengawas dari proyek pembangunan fasilitas pengembangan senjata biologi. Hal tersebut ditentang oleh TNI yang berpendapat bahwa semua persenjataan baik material maupun biologi harus dikontrol di bawah pengawasan militer untuk keamanan negara. Konflik antara PKI dan TNI yang kian meruncing, sehingga memaksa Presiden RI waktu itu yaitu Sukarno untuk menjadi penengah. Sehingga dicapai kesepakatan bahwa proyek pengembangan senjata biologi berada di bawah pengawasan dewan khusus dari TNI yang bernama 'Dewan Jenderal' dan pembangunan dan pengelolaan fasilitas tersebut dilaksanakan oleh PKI. Atas perintah presiden dibentuk juga sebuah unit khusus yang dipilih dari resimen Cakrabirawa untuk mengamankan proyek rahasia senjata biologi dibawah komando 'Dewan Jenderal'.
       
Namun setelah fasilitas pengembangan senjata rahasia sudah dibangun. Penelitian mulai menyimpang dengan salah satunya adalah menggunakan manusia sebagai bahan percobaan. 'Dewan Jenderal' menentang hal tersebut sehingga membangkitkan konflik terpendam dengan PKI. Konflik tersebut mengakibatkan dibunuhnya beberapa anggota 'Dewan Jenderal' oleh sebagian dari resimen Cakrabirawa di bawah komando Letkol Untung yang diam-diam telah membelot ke Sovyet dan menjadi agen KGB. Peristiwa tersebut dikenal oleh rakyat Indonesia sebagai G30S/PKI. Dengan adanya peristiwa G30S/PKI mengakibatkan demonstrasi besar-besaran yang menggulingkan kekuasaan Presiden Sukarno.
       
Peristiwa tersebut digunakan oleh Amerika Serikat yang merupakan musuh Uni Sovyet, yang sudah lama mencium adanya aktivitas pengembangan senjata Biologi di Indonesia. Melalui badan intelejennya yaitu CIA, Amerika Serikat bekerja sama dengan TNI berusaha merebut fasilitas pembuatan senjata biologi tersebut dari tangan Uni Sovyet. (BACA ONLINE GRATIS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar